BAB IPENDAHULUAN  Dikotonomi ilmu pengetahuan adalah masalah yang selalu di perdebatkandalam dunia islam mulai sejak jaman kemunduran islam sampai sekarang islam menganggap ilmu pengetahuan sebagai sebuah konsep yang holistis. Di dalam konsep ini tidak terdapat pemisahan antara pengetahuan dengan nilai-nilai. Secara historis dapat diketahui bahwa dunia islam pernah menggapai kejayaasn dan kemegahan yang ditandai maraknya ilmu pengetahuan dan filsafat,sehingga menjai mercusuar baik di barat maupun di timur. Pada abaat pertengahan, telah bermunculan para saintis dan filsuf caliber dunia dibeerbagai lapangan keilmuwan. Dalam bidang fiqih terdapat imam Safi'I, imam Maliki, imam Hambali dan imam Hanafi. Para filsuf dan saintis muslim tersebut tidak pernah memisahkan ilmu pengetahuan dan agama. Mereka meyakini ilmu pengetahuan dan agama sebagai satu totalitas dan integralitas islam yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Kenyataan yang terlihat sekarang, para ilmuwan muslim cendrung membedakan antara kedua ilmuy tersebut dengan banyaknya istilah yang mereka gunakan dalam beerbagai literatur. Untuk itu, tulisan ini akan dibahas tentang bagaimanaakah konsep islam teerhadap ilmu, kapan terjadinya prbedaan (dikotonomi) ilmu pengetahuan, apa penyebab terjadinya, serta apa upaya yang dilakukan untuk mengantisifasi dikotomi ilmu pengetahuan tersebut.BAB IIPEMBAHASAN    1.     Konsep Islam Tentang Ilmu PengetahuanEfistemologi islam mengandung sebuah konsep yang holistic mengenai pengetahuan. Di dalam konsep ini tidak tedapaat pemisah antara pengetahuan dengan nilai-nilai. Al-qur'an juga menekankan agar umat islam mencari ilmu pengetahuan dengan meneliti dalam semesta ini, dan bagi bagi orang yng menuntut ilmu di tinggikan derajatnya disisi Allah, bahkan tidaak sama orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui. Firman Allah dalam Al-Qur'an Artinya: Allah akan meninggikan orang yang beriman diantara kamu dan orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa dalam islam tidak pernah mengnggap adanya dikotonomi ilmu pengetahuan dan agama. Ilmu pengetahuan dan agam merupakan satu totalitas yang itntegral yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Selanjutnya Ziauddin Sardar mengeemukakan sebuah artikulasi terbaik mengenai efistemologi ilmu peengtahuan yang diperolehnya dalam kitab pengetahuan karya Imam Abua Hamid Muhamad Alghozali (1058-1111)1.     Sumber 1.     Pengetahuan yang diwahyukan: pengeetahuan ini diperoleh oleh paara Nabi dan Rosul2.     Pengetahuan yang tidak diwahyukan: sumber pokok dari ilmu-ilmu ini adalah akal, pengamatan, percobaan, dan akulturasi.2.     Kewajiban-kewajiban1.     Pengetahuan yng diwajibkan kepada setiap oraang: yaitu pengetahuan yang penting sekali untuk keselamatan seseorang misalnya etika social, kesusilaan, dan hokum sifil.2.     Pengetahuan yang diwajibkan kepada masyarakat: yaitu pengetahuan yang penting sekali untuk keselamatan seluruh masyrakat misalnya, pertanian, obat-obatan, dan teknik mesin3.     Fungsi sosial1.     Ilmu yang patut dihargai: yaitu ilmu yang berguna dan tidak boleh diabaikan karena segaala katifitas hidup ini tergantung kepadanya'2.     Ilmu yang patut dikutuk: yaitu ilmu ilmiah mengenai penyiksaan.  Dari kerangka di atas dapat dipahami bahwa antara agama dan sains tidak berdiri sebagai dua buah cultur yang saling terpisah,tetapi sebagai dua pilar yang memperoleh rasa solidaritasnya,  2.     Sejarah Timbulnya Dikotonomi Ilmu Pengetahuan      Persoalan dikotomi merupakan persoalan yang hangat dibicarakan, hal ini merupakan warisan pemerintah kolonial belanba. Akhirnya terjadi pemisahan antara sekolah-sekolah umum dengan sekolah Agama sehingga pendidikan umum terus berkembang dengan bebas tanpa dibatasi oleh kaedah-kaedah Agama. Sedangkan sekolah-sekolah agama terkesan berpendidikan rendah, ber IQ rendah dan tidak mau menerima kemajuan teknologi. Untuk itu diperlukan keterpaduan antara ilmu dan agama, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus dilandasi oleh keimanan kepada Allah SWT. Kita harus bisa menempatkan ilmu dan agama sesuai pada. tempatnya. Adakalanya hal-hal yang tidak bisa dipelajari dengan akal (hanya bisa dipelajari dengan wahyu) dan sebaliknya kita tak bisa menggunakan wahyu dalam hal-hal keduniaan (yang membutuhkan akal untuk mempelajarinya).    Dikotonomi ilmu pengetahuan merupakan sebuah ilmu yang selalu maraak diperbicangkan dan tidak berkesudahan, disatu pihak ada pendidikan yang hanya mendalamkan ilmu pengetahuan yang modern, yang kering dari nilai keagamaan, dan disisi lain ada pendidikan yang hanya memperdalamkan masalah agama yang terpisah dari perkembangan ilmu pengetahuan.     Secara teoritis makna dikotonomi adalah pemisah secara teliti dan jelas dari suatu jenis menjadi dua yang terpisah satu sama lain dimana yang satu sama sekali tidak dapat di masukkan kedalam yang satu nya lagi dan sebaliknya.    Berangkat dari depenisi diatas dapat diarti kan bahwa makna dikotonomi adalah pemisah suatu ilmu menjadi dua bagian yang satu sama lain nya saling member kan arah dan makna yang berbeda dan tidak ada titik temu antara kedua jenis ilmu tersebut.    Dilihat dari kaca mata islam,jelas sangat jauh berbeda dengan konsep ilmu pengetahuan itu sendiri,karna dalam islam ilmu dipandang secara utuh dan unifersal tidak ada istilah dikotonomi.    Sesungguh nya Allah lah yang mencipta kan akal bagi manusia untuk mengkaji dan mengenalisis apa yang ada dalam alam ini sebagai pelajaran dan bimbingan bagi manusia dalam menjalankan kehidupannya didunia. Hal ini sesuai dengan firman Alloh dalam surat Ali-Imron ayat 190 yang artinya:;sesungguh nya dalam penciptaan langit dan bumi,dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal.    Apabila kita lihat saat ini,para ilmuan cendrung memisahkan antara ilmu agama dan ilmu keduniaan,Maka dalam keadaan ini masyarakat muslim melihat kemajuan baratsebagai suatu yang mengagumkan,hal ini menyebabkan kaum muslimin tergoda oleh kamajuan barat dan berupaya melakukan repormasi dengan jalan menjauhkan umat islam dari Al-qur"an dan hadist.    Menurut analisa penulissemua terjadi karna umat islam tidak mempunyai prinsip atau pegengan yang kokoh.mereka telah menghancur kan umat islam yang membuat mereka meniggal kan sumber ajaran mereka.  3.     Itegrasi Ilmu-Ilmu Umum Dan Ilmu Pengetahuan    Salah satu upaya yang dilakukan oleh para pemikir islam adalah pengintegrasian kembali ilmu umum dan ilmu keislaman.    Menurut imadudin khalil integrasi berarti melakukan aktivitas keilmuan sepertimengungkap,mengumpukan,menghubungkan,danmenyebar luaskannya menurut sudut pandang islam terhadap alam,kehidupan,dan manusia.dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi substansi sentral dari islamisasi ilmu pngetahuan adalah meletakkan prinsip-prinsip tauhid sebagai landasan ilmu pngetahuan.ide islamisasi ilmu yang di gulir kan imaduddin ini merupakan ide besar yang sempat memukau para ilmuan muslim di dunia.namun demikian ,ide tersebut mendapat respon yang bermacam-macam.ada yang setuju dan mendukung ide ini dan ada pula yang menyengkal dan mengatakan tidak mungkin bias dilakukan terhadap ilmu pengetahuan.    Dari beberapa perbedaan pendapat diatas agaknya lebih tepat apa yang dikemukakan A.M.saifudin bahwa islamisasi ilmu pengetahuan perlu direalisasikan di dunia islam dengan alas an bahwa kondisipemikiran di dunia islam sudah terlanjur dikotonomis parsial, memisahkan sain dari kehidupan religious umat islam ,untuk menumbuhkan kembali semangat keilmuan ,1.     Hubungan Antara Ilmu dan AgamaMenurut Dr Mochtar Muin ilmu adalah alat yang diberikan kepada manusia untuk mengetahui dan mengenal rahasia-rahasia alam ciptaan Tuhan yang dengan itu mereka bisa memeliharanya dengan sebaik-sebaiknya sebagai khalifah Allah dimuka bumi. Ilmu apa saja jika diletakkan dalam misi itu akan menjadi islami yaitu wujud dan muara dari keseluruhan kegiatan dalam rangka pengabdian total kepada Allah. Hubungan antara ilmu dan agama ialah suatu pemikiran manusia terhadap kebenran hakikiAllah, melalui fenomena qauniyah dan fenomena aqliyah yang berkembang terus menerus. Inti pemahaman hubungan tersebut ialah keimanan dan ketundukan mutlak manusia kepada Allah yang tercermin dalam sikap dan prilaku:1.     Kebenaran Mutlak (al-haq) hanya kepada Allah semata dan kebenaran yang dicapai manusia (dengan qauniyah ataunaqliyah) hanya kebenaran relative2.     Keyakinan akan tiadanya pertentangan antara ilmu dan agama karena keduanya berasal dari sumber yang sama3.     Kesadaran bahwa ilmu bukan satu-satunya sumber kebenaran dan bukan satu-satunya jalan pemecahan bagi problema kehiduapan manusia.Arus perkembangan ilmu pengetahuan semakin maju dan mengahasilkan berbagai macam teknologi modern. Namun jika kemoderenan itu tanpa etika agama dan bimbingan moral serta keimanan kepada Allah, maka kemoderenan itu justru akan membawa kita pada kehiduapan yang tebih tidak bahagia, kacau dan sengsara. Kita harus menjadikan agama untuk mengendalikan dan membimbing prilaku mereka dalam pencarian pengetahuan. Kebutuhan (akan agama) jangan merintangi kemajuan ilmiah justru sebaliknya harus mendorong kemajuan ilmiah.Kita tidak harus melakukan pembatasan-pembatasan terhadap kegiatan para ilmuwan yang kian mengahambat pemikiran-pemikiran mereka, selama agama selalu menekankan kewajiban manusia mencari pengetahuan tentang alam semesta guna meningkatkan kemampuan dan meraih keuntungan yang lebih besar dari lingkungannya. Agama Islam tidak menentang ilmu, tetapi menentang penyalahgunaan ilmu den teknologi.Suatu masyarakan yang dibimbing oleh nial-nilai etika dan tradisi besar Islam, dapat menghasilkan ilmu yang dapat memuaskan seluruh manusia. Ilmu dapat mengahsilkan teknologi yang tidak begitu merusak lingkungan manusia juga tidak didorong oleh keinginan akan keuntungan material dan lebih menunjukkan kepeduliannya pada kebutuhan dan aspirasi masyarakat yang terbimbing oleh wahyu. Oleh karena itu, system pendidikan yang dilandasi Islan sangat diperluka untuk menjawab semua persoalan yang menjadi kebutuhan masyarakat umum.Para ilmuan kita harus melibatkan diri dalam mengkaji ulang ilmu dan budaya-budaya barat yang masuk, kesemuanya harus tetap sejalan dengan ajaran agama Islam. Dengan demikian pendidikan Islam mepunyai makna yang berarti dalam sistem pendidikan modern..Hubungan yang panjang antara dunia muslim dengan dunia barat dalam bidang studi-studi ilmiah, sejauh pengamatan kita pendidikan muslim mengahasilkan tenaga ahli, tetapi bukan ilmuwan, tenaga tekhnik tapi bukan penemu. Hal ini meyebabkan ilmuwan kita tidak berpartisifasi penuh.Masyarakat kita membutuhkan keserasian antara pengetahuan dan kepercayaan (antara ilmu dan agama). Ketiadaan akan keserasian itu, ilmuwan kita dapat terus menyambung dengan ilmu pengetahuan dan keimanan (kesalehan). Ilmu pengetahuan yang didasari kesalehan harus menjadi pola pikir tiap orang serta menjadi semangat seluruh manusia. Manusia harus menarik garis tegas antara iman dan akal, antara ilmu dan agama. Manusia harus belajar untuk tidak menggunakan yang satu untuk meneliti yang lain Kita tidak boleh memakai kuping untuk melihat dan mata untuk mendengar. Kita harus menahan diri dari menggunakan akal dimana tempat yang sebenarnya hanya wahyu yang dapat diandalkan. Oleh karena itu, tidak ada permusuhan wahyu dengan akal, tidak terkandung maksud ilmu menentang agama atau agama menjajah ilmu. Tujuannya ialah agar ilmu di bawah pengayoman ilmu, agama dapat berfungsi sebagai keseluruhan aural ibada. Sebab dalam Islam, salah satu amal ibadah yang tinggi nilainya ialah mencanri ilmu pengetahuan.Untuk memulainya, sekolah-sekolah dan universitas-universitas harus berusaha menanamkan prinsip-prinsip dasar keimanan dalam hati sanubari murid-muridnya. Guru harus menjadi teladan bagi murid dalam hal ketaatan pada hukum dan kesetiaannya pada tingkah laku yang berakhlak. Agama dapat menjadi ilham untuk menjaminnya agar tidak keluar jalur atau menyalahgunakan ilmu untuk menggeser wilayah agama. Pengetahuan agama menempati tempat pokok dalam sistem pendidikan Islam dan pendidikan ilmiah harus diberikan tenpat dan waktu dengan sebaik-baiknya.BAB IIIKESIMPULAN        Dalam islam tidak ada istilah dikotonomi ilmuan seperti yang banyak di perbincangkan sampai sekarang.islam hanya menginformasikan kepada kita bahwa ilmu pengetahuan ada yang bersumber dari wahyu dan ada yang merupakan hasil piker ilmiah manusia,yang kedua-duanya pada dasar nya sumber dari alloh SWT.pemilik ilmu pengetahuan.    Masalah dikotonomi bukan lah masalah baru dalam sejarah social umat islam,dikotonomi ini sudah mengekar dalam sejarah pada abad pertengahan,yaitu pada masa dinasti abasyiah.hancur nya keilmuan dan pengetahuan islam.    Hal ini di sebabkan oleh invansi bangsa mangol yang meluluh lantahkan Baghdad dengan segala bentuk kemajuan peradaban nya.hal ini selanjutnya berimplikasi terhadap hilang nya budaya berfikir ilmiah rasionaldikalangan umat islam.    Upaya yang dilakukan oleh para ilmuan muslim untuk mengatasi masalah dikotonomi adalah dengan mengintegrasikan antara ilmu-ilmu umum dan ilmu agama yang kita kita kenal dengan istilah islamisasi ilmu pengetahuan.islamisasi ilmu pengetahuan ini dilakukan dengan mengislam kan seluruh disiplin ilmu dengan benar-benar berlandaskan prinsip islam dan tidak mengadopsi ilmu begitu saja dari barat yang bersipat sekuler meterialistis dan rasional empiris.      DAFTAR PUSTAKA  Nizar Samsul. 2007. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : Kencana Prenada Mediagroup.http://udhiexz.wordpress.com/2007/12/30/dikotomi-di-indonesia/

0 komentar: