contoh skripsi

Posted by Unknown under

 BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Perpustakaan sekolah merupakan sarana pendidikan yang dimiliki oleh sekolah yang dapat dimanfaatkan dalam membantu proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pendidikan suatu sekolah. Adapun tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 3 yaitu :
Mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, memiliki kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional yaitu UU No. 20 tahun 2003 pasal 45 ayat 1 menyebutkan bahwa “Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik.[1]

Selanjutnya masalah perpustakaan disebutkan dalam penjelasan Undang-Undang Sisdiknas pasal 35 ayat 1 bahwa:
Standar sarana dan prasarana pendidikan mencakup ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat berkreasi dan berekreasi, dan sumber belajar lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

Perpustakaan sekolah merupakan perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan dengan tujuan utama membantu sekolah untuk mencapai tujuan khusus dan tujuan pendidikan pada umumnya.[2]
Perpustakaan sekolah bertindak sebagai ujung tombak bagi kemajuan suatu sekolah dalam rangka untuk menghadapi perkembangan informasi yang sangat cepat saat ini. Hal ini juga berdampak pada kebutuhan peserta didik akan informasi yang begitu besar, sehingga perpustakaan sekolah harus selalu berkembang agar dapat memenuhi kebutuhan informasi bagi pemustaka. Hakekat perpustakaan sekolah adalah sebagai pusat sumber belajar dan sumber informasi sekolah bagi warga sekolah.[3]
Perpustakaan sekolah merupakan bagian integral dari program sekolah secara keseluruhan, dimana bersama-sama dengan unsur-unsur pendidikan lainnya turut menentukan berlangsungnya suatu proses pendidikan dan pengajaran yang berhasil. Informasi dan ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui membaca dan belajar di perpustakaan dapat berfungsi sebagai “gisi intelektual” bagi seluruh kehidupan siswa bahkan di kemudian hari.
Penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan hanya untuk mengumpulkan dan menyimpan bahan pustaka, tetapi juga dapat membantu murid dan guru menyelesaikan tugas-tugas dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu, bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan sekolah harus dapat menunjang proses pembelajaran. Agar dapat menunjang proses itu, pengadaan bahan pustaka hendaknya mempertimbangkan kurikulum sekolah serta minat para pemakainya, khususnya para murid dan guru.
Perpustakaan sekolah akan bermanfaat jika benar-benar mempelancar pencapaian tujuan proses pembelajaran di sekolah. Indikasi manfaat tersebut tidak hanya berupa tingginya prestasi murid, tetapi lebih jauh lagi, antara lain murid mampu mencari, menemukan, menyaring, dan menilai informasi, terbiasa belajar sendiri, terlatih bertanggung jawab, serta selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis akan mencoba mengungkapkan peranan perpustakaan sekolah Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Majene (Selanjutnya ditulis SMAN 2 Majene) Propinsi Sulawesi Barat sebagai suatu sarana memperoleh informasi untuk menunjang proses pembelajaran siswa. Dengan harapan, penelitian ini akan mampu memberikan penjelasan lebih jauh mengenai peranan perpustakaan sekolah untuk menunjang proses pembelajaran siswa.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini ialah sebagai berikut :
1.   Bagaimana peranan perpustakaan sekolah dalam menunjang proses pembelajaran siswa di SMA N 2 Majene ?
2.   Kendala-kendala apa yang dihadapi perpustakaan sekolah dalam menunjang proses pembelajaran siswa di SMA N 2 Majene ?
C.    Defenisi Operasional dan Ruang Lingkup Pembahasan
1.    Ruang lingkup pembahasan
Dalam penelitian ini, yang dijadikan fokus penelitian mengenai ruang lingkup pengkajian secara spesifik dapat dipaparkan sebagai berikut:
a.       Peranan perpustakaan sekolah dalam  menunjang proses pembelajaran siswa SMA Negeri 2 Majene.
b.      Proses pembelajaran siswa  yang dilaksanakan secara sistematis dan ditunjang oleh beberapa komponen yang berpengaruh dalam pembelajaran untuk mencapai hasil dan proses pembelajaran yang diinginkan. 
2.    Defenisi operasional
Untuk mempermudah penulis dalam menyusun dan penulis menganggap perlu mengemukakan arti yang terkandung dalam judul skripsi tersebut sebagai berikut :
a.       Kata peranan lebih pada tempat dan fungsinya, peranan berasal dari kata peran yang berarti sesuatu yang menjadi bagian atau memegang pimpinan yang utama. Peranan juga bisa diartikan sebagai pengaruh. Sedangkan perpustakaan adalah suatu tempat yang didalamnya terdapat kegiatan menghimpun, mengelolah, serta penyebarluasan (pelayanan) segala macam informasi baik yang tercetak maupun yang terekam dalam berbagai media seperti buku, majalah, surat kabar, film, kaset, tape record, video, komputer, dan lain-lain.
b.      Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang diselenggarakan  di sekolah guna menunjang program belajar mengajar pada pendidikan formal tingkat sekolah baik sekolah dasar maupun sekolah menengah, baik sekolah umum maupun sekolah lanjutan. 
c.       Dalam adalah kata sambung yang berarti untuk.[4]
d.      Menunjang artinya mendukung atau membantu.[5]
e.       Proses adalah tahapan-tahapan dalam suatu peristiwa pembentukan, jalannya, bekerjanya.
f.       Pembelajaran adalah proses yang dilaksanakan secara sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
g.      Proses pembelajaran adalah proses yang dilakanakan secara sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.[6] Proses pembelajaran merupakan sebuah sistem yang komponen-komponennya terdiri dari siswa, guru, materi, sarana (perpustakaan), pengelolaan, dan lingkungan.
h.      Siswa adalah pelajar pada sekolah dimana penelitian ini dilaksanakan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa peranan perpustakaan sekolah adalah sebagai alat  penunjang proses pembelajaran atau proses belajar mengajar siswa. Hal ini dibuktikan bahwa penyelesaian tugas lebih banyak dilakukan di perpustakaan, selain itu guru mata pelajarannya sendiri menyuruh siswa untuk keperpustakaan dalam melengkapi pelajarannya. Perpustakaan menjadi media terpenting sehingga keberadaannya harus diutamakan karena siswa mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan, sekaligus menjadi media literasi akurat pada proses.
D.    Kajian pustaka
Dalam membahas tentang “peranan perpustakaan sekolah untuk menunjang proses pembelajaran siswa  di SMA N 2 Majene”. secara umum telah banyak ditulis dan disajikan dalam berbagai buku dan karya ilmiah lainnya. Adapun buku atau karya ilmiah yang penulis anggap relevan dengan obyek penelitian ini diantaranya :
1.   Sulistyo - Basuki dalam bukunya pengantar ilmu perpustakaan yang membahas tentang pengertian perpustakaan secara umum. Perpustakaan adalah sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu yang digunakan oleh pemakai sebagai sumber informasi.
2.   Pawit M. Yusuf dalam bukunya Pedoman penyelenggaraan perpustakaan sekolah yang membahas tentang pengertian perpustakaan secara umum adalah perpustakaan mempunyai arti sebagai suatu tempat yang didalamnya terdapat kegiatan penghimpunan, pengolahan, dan penyebarluasan (pelayanan) segala macam informasi baik tercetak maupun terekam dalam berbagai media seperti buku, majalah, suarat kabar, film, kaset, tape record, video, dan lain-lain. Semua koleksi sumber informasi tersebut disusun berdasarkan system tertentu dan dipergunakan untuk kepentingan belajar melalui kegiatan membaca dan mencari informasi bagi segenap masyarakat yang membutuhkannya.[7]
3.   Ibrahim Bafadal dalam bukunya pengelolaan Perpustakaan sekolah yang membahas tentang pengertian perpustakaan sekolah, tujuan perpustakaan sekolah, fungsi perpustakaan sekolah, serta peranan perpustakaan sekolah, perpustakaan sekolah adalah kumpulan bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan buku (non buku) yang diorganisasikan secara sistematis dalam suatu ruang sehingga dapat membantu murid-murid dan guru-guru dalam proses belajar mengajar atau pembelajaran disekolah.[8]
Perpustakaan Sekolah dalam perannya di dunia pendidikan mempunyai fungsi yaitu : sebagai pusat kegiatan belajar-mengajar untuk pendidikan seperti tercantum dalam kurikulum sekolah, Pusat Penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa mengembangkan kreativitas dan imajinasinya, Pusat membaca buku-buku yang bersifat rekreatif dan mengisi waktu luang (buku-buku hiburan), Pusat Belajar Mandiri bagi siswa.
Tujuan perpustakaan sekolah yaitu menyediakan koleksi pustakan untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. Dikatakan juga bahwa perpustakaan tersebut sebagai “jantungnya” pelaksanaan pendidikan pada lembaga itu. Sedangkan fungsi utamanya yaitu sebagai pusat sumber belajar,pusat sumber informasi dan pusat bacaan rekreasi dan pengisi waktu senggang. Untuk selanjutnya perpustakaan itu sebagai tempat membina minat dan bakat siswa, menuju belajar sepanjang hayat (Long Life Education).
4.   Abd. Haling, dengan judul buku belajar dan pembelajaran, yang membahas mengenai pengertian pembelajaran dan tujuan pembelajaran, pembelajaran adalah kegiatan yang dilakanakan secara sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Yang terdiri dari beberapa komponen yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran serta pembelajaran tindak lanjut.[9] Adapun tujuan pembelajaran yaitu harapan yang harus dicapai pebelajar setelah mengikuti pembelajaran atau dapat dikatakan hasil belajar diharapkan dikuasai pebelajar setelah mereka diberikan pembelajaran oleh guru.
5.   Wina Sanjaya dalam bukunya Strategi pembelajaran beriorentasi standar proses pendidikan yang membahas mengenai peran guru dalam proses pembelajaran.
6.   Arikunto Suharsimi dalam bukunya Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik yang membahas tentang pengertian data dan sumber data, observasi, wawancara serta teknik analisa data kualitatif.
7.   Hanifah Dwi Ratna Dewi dkk dalam bukunya Coursepack On Teacher Librarianship (Kumpulan artikel tentang perpustakaan sekolah/Guru pustakawan) yang membahas tentang peranan perpustakaan sekolah dalam proses belajar mengajar.
E.     Tujuan dan Kegunaan
1.      Tujuan Penelitian
Mengacu kepada permasalahan penelitian tersebut, tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian adalah
a.       Untuk mengetahui peranan perpustakaan sekolah terhadap  proses pembelajaran siswa di SMA Negeri 2 Majene.
b.      Untuk mengetahui kendala-kendala apa yang dihadapi perpustakaan sekolah dalam menunjang proses pembelajaran siswa di SMA Negeri 2 Majene.
2.      Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.       Sebagai bahan pertimbangan bagi sekolah untuk lebih meningkatkan sarana dan prasarana perpustakaan sekolah.
b.      Merangsang siswa agar dapat menjadikan perpustakaan sebagai salah satu sumber belajar yang efektif.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.      Pengertian Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah menyediakan informasi dan ide-ide agar siswa bisa eksis didalam masyarakat yang berbasis informasi dan teknologi, perpustakaan sekolah juga membekali siswa dengan keterampilan belajar seumur hidup serta mendukung proses pembelajaran, menyediakan buku dan sumber-sumber yang mendukung semua anggota sekolah untuk menjadi pemikir yang kritis dan pengguna informasi dalam berbagai bentuk dan media.[10]  
Secara etimologi perpustakaan berasal dari kata pustaka yang berarti kitab atau buku, dan kata lain sepadan dengan library dalam bahasa inggris yang berasal dari kata latin atau libry yang berarti juga buku , sedangkan secara terminology terdapat dua pengertian tentang perpustakaan, yaitu pengetian merujuk pada sebuah bangunan atau ruangan yang digunakan untuk menyimpang buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpang menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca bukan untuk dijual, dan pengertian kedua lebih mengarah pada suatu proses akumulasi bahan pustaka secara luas.[11] seperti pengertian yang terdapat pada kamus istilah, perpustakaan yaitu pengumpulan bahan informasi yang terdiri dari bahan buku dan bahan non buku yang disusun dengan sistem tertentu diperuntukkan kepada jasa perpustakaan untuk diambil manfaatnya tidak untuk dimiliki sebagian atau seluruhnya.[12]
Secara umum perpustakaan mempunyai arti sebagai suatu tempat yang didalamnya terdapat kegiatan menghimpun, pengolahan, serta penyebarluasan (pelayanan) segala macam informasi baik yang tercetak maupun yang terekam dalam berbagai media seperti buku, majalah, surat kabar, film, kaset, tape record, video, komputer, dan lain-lain. Semua koleksi sumber informasi tersebut disusun berdasarkan sistem tertentu dan dipergunakan untuk kepentingan belajar melalui kegiatan membaca dan mencari informasi bagi segenap masyarakat yang membutuhkannya.
Terdapat beberapa jenis perpustakaan yang tersebar di masyarakat, salah satunya adalah perpustakaan sekolah. Menurut Bafadal perpustakaan sekolah adalah “kumpulan bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan buku (non book materials) yang diorganisasi secara sistematis dalam suatu ruang sehingga dapat membantu murid-murid dan guru-guru dalam proses belajar mengajar di sekolah”.[13] Dari pengertian perpustakaan sekolah tersebut di atas, jelas disebutkan bahwa manfaat perpustakaan sekolah adalah membantu murid-murid dan guru-guru dalam proses pembelajaran di sekolah.
Menurut supriyadi berpendapat bahwa :
Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang diselenggarakan disekolah guna menunjang program belajar mengajar dilembaga pendidikan formal tingkat sekolah baik itu sekolah dasar maupun sekolah menengah, baik sekolah umum maupun sekolah lanjutan.[14]

Dari pengertian diatas, maka terlihat ada tiga unsure pokok dalam pengertian perpustakaan sekolah, yaitu :
1.   Sebagai sarana penunjang dalam proses belajar mengajar disekolah.
2.   Sebagai tempat pengumpulan, penyimpanan dan pemeliharaan koleksi bahan pustaka.
3.   Sebagai pusat informasi yang dibutuhkan oleh pemakai.
Perpustakaan sekolah merupakan satu unit kerja yang berada di lingkungan sekolah yang memiliki peran yang sangat penting yaitu sebagai penyedia sumber informasi yang menunjang keberhasilan proses pembelajaran di suatu sekolah, sebagai sarana memperkenalkan perpustakaan yang sekaligus juga menciptakan citra perpustakaan pada para siswa, sebagai sarana belajar yang memiliki nilai ekonomis karena bisa mengatasi kendala keterbatasan kepemilikan buku dari para siswa yang orang tuanya memiliki keterbatasan ekonomi. Oleh karena itu perpustakaan sekolah harus diberdayakan dengan maksimal.
Perpustakaan sekolah termasuk perpustakaan khusus karena :
1.   Perpustakaan sekolah berada dalam lingkungan sekolah
2.   Perpustakaan sekolah melayani siswa, guru dan pegawai di lingkungan sekolah.
3.   Perpustakaan sekolah dikelolah sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan dengan tujuan utama membantu sekolah.
Segala macam informasi yang terdapat diperpustakaan sekolah harus dapat tersebarluaskan kepada segenap masyarakat sekolah, seperti siswa, guru-guru, staf dan termasuk juga kepada masyarakat yang ada di sekitar lingkungan sekolah. Namun demikian, tampaknya baru sampai pada tahap pemanfaatan oleh para siswa dan masyarakat lingkungan sekolah secara formal saja, karena masih terbatasnya jenis dan jumlah koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan sekolah.
Perpustakaan sekolah sebaiknya dimanfaatkan sebagai suatu sarana dalam kegiatan belajar mengajar dan sebagai pusat informasi bagi siswa dan pendidik. Namun kenyataannya, hakekat perpustakaan sekolah masih kurang dihayati pemanfaatannya dalam proses belajar mengajar dan kurang memperhatikan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam penyelenggaraannya seperti kepala sekolah, guru-guru, pengelolah/pustakawan,  orang tua siswa atau masyarakat masih belum terwujud sebagaimana mestinya. Kebanyakan orang masih beranggapan bahwa perpustakaan sekolah hanyalah merupakan koleksi buku bacaan, rekreasi, bukan sebagai sarana vital dalam sistem pendidikan sekolah.
Perpustakaan berperang sangat penting dalam sekolah karena semua kegiatan belajar mengajar terpusat diperpustakaan. hal semacam ini mestinya dilakukan diperpustakaan, namun kenyataan yang ada dilapangan dengan berbagai faktor penghambat, perpustakaan sekolah masih belum mendapatkan prioritas dan perhatian sepenuhnya didalam memfungsikan sebagai pusat belajar mengajar pada sebagian sekolah yang ada sekarang ini. Dibalik semua ini, fungsi pendidikan di Indonesia mampu mengintervensi dan menjadi sarana vital dalam upaya meningkatkan kualitas peserta didik.
Dengan adanya perpustakaan sekolah ini, para anak didik dan guru akan sadar bahwa dunia mereka tidak hanya terbatas pada keempat dinding ruang kelas saja, pengetahuan dan pengalaman mereka akan luas dan diperkaya, sebab tidak hanya membatasi diri pada subyek-subyek materi yang terkandung dalam teks book yang umumnya diwajibkan oleh guru ataupun pihak-pihak yang lebih diatas. Akibat yang nyata adalah proses belajar mengajar disekolah akan lebih hidup, suasana materi dan pelajaran akan lebih erat hubungannya dengan alam kehidupan yang nyata, dan para siswapun akan lebih tertarik pada bahan-bahan yang akan diajarkan didalam kelas. Bahan yang ada diperpustakaan sekolah hendaknya harus dapat mencerminkan segala kebutuhan, minat dan selera para siswa, guru maupun masyarakat yang ada disekitar lingkungan sekolah tersebut.
Jadi perpustakaan itu bukan saja mampu menyediakan bahan pustaka yang berhubungan dengan pelajaran-pelajaran yang tercantum dalam daftar pelajaran, melainkan juga harus mampu menyediakan buku-buku yang dapat membantu semua kegiatan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Perpustakaan sekolah akan bermanfaat apabila benar-benar dapat memperlancar pencapaian tujuan proses belajar mengajar disekolah.
B.     Manfaat, Tujuan, Fungsi Serta Peranan Perpustakaan Sekolah
1.      Manfaat Perpustakaan Sekolah
Adapun manfaat perpustakaan sekolah baik yang diselenggarakan di sekolah dasar maupun di sekolah menengah adalah sebagai berikut:
a.       Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan murid-murid terhadap membaca.
b.      Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar murid-murid.
c.       Perpustakaan sekolah dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiri yang akhirnya murid-murid mampu belajar mandiri.
d.      Perpustakaan sekolah dapat mempercepat proses penguasaan teknik membaca.
e.       Perpustakaan sekolah dapat membantu perkembangan kecakapan berbahasa.
f.       Perpustakaan sekolah dapat melatih murid-murid ke arah tanggung jawab.
g.      Perpustakaan sekolah dapat memperlancar murid-murid dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah.
h.      Perpustakaan sekolah dapat membantu guru-guru menemukan sumber-sumber pengajaran.
i.        Perpustakaan sekolah dapat membantu murid, guru, dan anggota staf sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.[15]
Manfaat lain dari perpustakaan sekolah adalah sebagai sarana bagi para siswa untuk belajar menjadi manusia yang memiliki literasi informasi. Yaitu seseorang yang mampu mengidentifikasi kebutuhan informasinya, belajar mencari dan menemukan sumber-sumber informasi yang sesuai dengan kebutuhannya, sampai menemukan informasi yang dibutukannya, lalu memanfaatkan informasi tersebut, dan akhirnya mampu mengevaluasi sejauhmana kebutuhan informasinya sudah dapat terpenuhi.


2.      Tujuan Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah tak terpisahkan dengan proses pendidikan. Hal-hal berikut ini penting untuk pengembangan keberaksaran, information literacy, pembelajaran, dan budaya yang merupakan inti dari layanan perpustakaan sekolah.
a.       Meningkatkan dan mendukung tercapainya tujuan pendidikan
b.      Menanamkan dan mengembangkan dalam diri anak-anak kebiasaan dan kesenangan membaca dan belajar, dan menggunakan perpustakaan sepanjang hatat.
c.       Memberikan kesempatan untuk memperoleh pengalaman dalam menciptakan dan menggunakan informasi dalam segala bentuk, format atau media.
d.      Menyediakan akses kepada sumber-sumber informasi dunia, nasional, regional, maupun lokal, dan memberi kesempatan kepada siswa untuk bisa mengepresikan ide, pengalaman, dan opini yang berbeda.
e.       Bekerja sama dengan para siswa, guru, staf adminitrasi, dan orang tua siswa untuk mencapai misi sekolah.
f.       Mempromosikan budaya membaca, bahan pustaka dan layanan perpustakaan sekolah kepada anggota sekolah dan masyarakat.[16]
Tujuan didirikanya perpustakaan sekolah tidak terlepas dari tujuan diselenggarakannya pendidikan sekolah secara keseluruhan, yaitu untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik (siswa atau murid), serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan menengah.
Perpustakaan sekolah sebagai bagian integral dari sekolah, merupakan komponen utama pendidikan disekolah, diharapkan dapat menunjang proses pembelajaran disekolah, maka tujuan perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut :
a.       Mengembangkan minat dan kemampuan kebiasaan membaca serta mendayagunakan budaya tulisan dalam segala sektor kehidupan.
b.      Mengembangkan kemampuan mencari, mengelolah serta memanfaatkan informasi.
c.       Mendidik siswa agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat dan berdaya guna.
d.      Meletakkan dasar-dasar belajar mandiri.
e.       Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman belajar para siswa dengan membaca buku, dan koleksi lain yang mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi, yang disediakan oleh perpustakaan.
f.       Memupuk minat dan bakat.[17]
Secara singkat dapat dikatakan bahwa perpustakaan sekolah salah satu wadah atau sarana mengoptimalkan proses pembelajaran, karena melalui perpustakaan siswa dapat memilih dan menggunakan berbagai sumber belajar dalam menunjang proses belajar mengajar. Dengan membiasakan anak memanfaatkan perpustakaan merupakan salah satu upaya untuk mendorong anak meningkatkan wawasan dan anak dalam menciptakan proses belajar mandiri.[18]
3.      Fungsi Perpustakaan Sekolah
Ciri utama perpustakaan ialah adanya unsur pakai terhadap koleksi yang dimiliki. Jadi perpustakaan bukanlah hanya sekedar “fosil ilmu pengetahuan”, melainkan sebuah koleksi buku yang berfungsi untuk dimanfaatkan. Agar koleksi  tersebut dapat dimanfaatkan atau digunakan secara efisien maka koleksi itu harus diproses dan diurus.
Untuk bisa berfungsi sebagaimana mestinya, perpustakaan sekolah harus mempunyai koleksi yang lengkap dan relevan dengan kurikulum sekolah yang bersangkutan. Jika tidak, nilai guna akan mempengaruhi sumber karya bagi siswa maupun guru dalam proses belajar mengajar.
Dalam hubungan ini biasa dikemukakan bahwa jika para siswa diharapkan mempergunakan perpustakaan, maka pimpinan sekolah dan para guru harus terlebih dulu memberi contoh dalam penggunaan perpustakaan itu. Dengan kata lain kalau para siswa diharapkan suka membaca, maka pertama- tama para siswa harus tahu bahwa para gurunya senang membaca, senang memakai perpustakaan.[19]
Secara singkat fungsi serta manfaat perpustakaan sekolah pada umumnya dan perpustakaan sekolah pendidikan guru pada khususnya kiranya dapat dirumuskan sebagai berikut :
a.       Perpustakaan sebagai sarana penunjang pendidikan
Perpustakaan pada umumnya, hampir seluruhnya telah tercatat dalam bentuk buku dan bahan-bahan pustaka lainnya sampai batas tertentu terhimpun dalam koleksi sebuah perpustakaan sehingga dengan demikian segala apa yang telah dicapai manusia telah tercatat.
Oleh karena kemampuan diri seorang individu sekarang kurang memadai, konsekuensinya perpustakaan sebagai alat untuk mengingat kehidupan sosial (social memory ) makin berperan. Dalam hubungan ini perpustakaan jelas berperan sebagai pencatat, pelestarian pengetahuan, dan kebudayaan manusia.
Dipihak lain, pendidikan pada dasarnya merupakan proses pemindahan dan pewarisan kebudayaan dan pengertahuan, jadi segala macam yang dilestarikan dalam perpustakaan kepada angkatan/generasi berikutnya. Jadi kesimpulan dapat dilihat dan dirasakan bahwa perpustakaan merupakan salah satu sarana utama yang menunjang proses pendidikan juga pembelajaran di sekolah.
b.      Perpustakaan merupakan sumber pembinaan kurikulum
Perpustakaan sekolah yang baik akan merupakan sumber utama yang memberikan bahan lengkap dalam penyusunan dan pembinaan kurikulum.
c.       Perpustakaan sebagai sarana proses belajar mengajar
Pengajar yang baik sering merasa kurang bahannya jika hanya bersumber satu atau dua teks saja. Dalam hal ini mungkin merasa perlu mengadakan perbandingan dengan materi dalam buku teks lain atau memperkaya materinya dengan membaca sumber-sumber referensi, atau menambahnya dengan keterangan-keterangan yang mutakhir dari majalah, Koran, dan sebagainya yang semua bahan tersebut dapat diperoleh dari perpustakaan.
Begitu juga para siswa dalam memahami suatu topik, mengerjakan tugas, membuat laporan, mengerjakan proyek, dan sebagainya biasa dibantu dengan fasilitas-fasilitas yang ada diperpustakaan.
d.      Perpustakaan sebagai sarana penanaman dan pembinaan minat baca
Disamping buku-buku yang akan menunjang proses pembelajaran, sebuah perpustakaan harus pula menyediakan buku-buku bacaan yang menarik yang akan menggugah kesenangan membaca dan mendorong siswa untuk terus gemar membaca sesuai selera masing-masing dan tingkat perkembangan pribadi siswa yang ada. Untuk mencapai tujuan tersebut, mungkin diperlukan bimbingan baik langsung atau tidak, serta teladan dari guru bahkan juga dari orang tua mereka.
e.       Perpustakaan dan peranan disiplin
Pendayagunaan sebuah perpustakaan harus diatur sehingga buku-buku dipakai oleh sebanyak mungkin yang memerlukannya, lama peminjaman harus ditetapkan, kalau terlambat mengembalikannya, rusak atau hilang harus dikenakan sanksi.
Dalam hal  ini para pemakai harus sanggup mengikuti peraturan-peraturan yang sudah ditetapkan. Dibeberapa sekolah menanamkan disiplin kepada para siswa lebih mudah dari pada kepada para gurunya. Para siswanya bisa ditugaskan untuk menyelenggarakan perpustakaannya dibawah bimbingan pustakawan atau guru.
f.    Perpustakaan dan rekreasi
Disamping menyediakan bahan-bahan yang berhubungan dengan pelajaran, perpustakaan pun harus menyediakan bahan-bahan bacaan yang bersifat hiburan sehat, puisi, cerpen, sandiwara, dan karya-karya sastra lainnya dalam lingkup lokal, nasional, maupun internasional.
Begitu pula dengan buku-buku yang berhubungan dengan perkembangan “hobby” para siswa perlu disediakan mengenai berkebun, teknik, pekerjaan tangan dan sebagainya. Bakat dan hobby yang potensial biasa berkembang melalui fasilitas perpustakaan, paling tidak kegemarannya membaca bersifat rekreatif akan tersalurkan dengan baik.
g.      Perpustakaan dan penelitian
Untuk mengerjakan suatu proyek, memperdalam suatu persoalan, mempersiapkan suatu diskusi dan sebagainya, para siswa perlu menelusuri informasi yang mutakhir serta mengumpulkan data yang relevan.
Seorang guru yang ingin mengarjakan suatu topic dengan baik, memperdalam pemahaman suatu objek atau mengadakan suatu penelitian pasti perlu mendapatkan keterangan-keterangan, serta data yang lengkap dan dapat dipercaya. Untuk mengetahui keperluan-keperluan diatas, buku, majalah, brosur (karya-karya ilmiah) atau laporan-laporan, kamus, ensiklopedia, dan bahan-bahan pustaka lainnya yang terdapat diperpustakaan akan dapat menolongnya.[20]
4.      Peranan Perpustakaan Sekolah
Selain sumber pengetahuan yang didapatkan di masyarakat,  sumber utama dalam belajar di sekolah adalah perpustakaan. Karena  perpustakaan sekolah merupakan sumber dari segala kegiatan belajar dan mengajar. Perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah berguna untuk menunjang proses belajar mengajar di lembaga pendidikan formal tingkat sekolah, baik sekolah dasar maupun sekolah lanjutan. Perpustakaan sekolah harus menjadi pusat kegiatan yang berlangsung di sekolah.
Setiap perpustakaan dapat mempertahankan eksistensinya apabila dapat menjalankan peranannya. Secara umum peran-peran yang dapat dilakukan adalah :
a.       Menjadi media antara pemakai dengan koleksi sebagai sumber informasi pengetahuan.
b.      Menjadi lembaga pengembangan minat dan budaya membaca serta pembangkit kesadaran pentingnya belajar sepanjang hayat.
c.       Mengembangkan komunikasi antara pemakai dengan penyelenggara sehingga tercipta kolaborasi, sharing pengetahuan maupun komunikasi ilmiah lainnya.
d.      Motivator, mediator dan fasilitator bagi pemakai dalam usaha mencari, memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalaman.
e.       Berperan sebagai agen perubahan, pembangunan dan kebudayaan manusia.
Di sekolah, peranan perpustakaan sangat membantu siswa, ketersediaan buku memang sangat menunjang proses pembelajaran siswa. Tindakan lain yang harus dilakukan di lembaga pendidikan seperti sekolah perlu lebih cerdas dalam memilih buku yang berkualitas untuk bahan pembelajaran.
Peranan perpustakaan bukan hanya menyediakan segudang informasi untuk peserta didiknya,tetapi juga di tuntut untuk memperkaya keterampilan anak terhadap membaca. Menurut suherman (2009:32) mengatakan: “perpustakaan sekolah bagi anak merupakan wadah untuk mengetahui referensi, berbagai materi dan bacaan lainya, dan semuanya itu harus di sesuaikan dengan tingkat pendidikan anak” dari pendapat di atas bahwa peranan perpustakaan sekolah juga ikut serta sebagai sarana pengembangan kreaktif anak dan mengembangkan daya pikir anak.[21]
Dengan membiasakan siswa memanfaatkan perpustakaan, merupakan salah satu untuk mendorong siswa mengembangkan minat dan keterampilan, memperkaya pengalaman melalui bacaan yang tersedia, meningkatkan wawasan dalam menciptakan proses belajar mandiri.
Bila diperhatikan secara jenih, maka perpustakan sekolah sesungguhnya memberikan sumbangan terhadap pelaksanaan program pendidikan di sekolah. Sumbangan / peranan perpustakaan antara lain :
a.       Perpustakaan merupakan sumber ilmu pengetahuan dan pusat kegiatan belajar.
b.      Perpustakaan merupakan sumber ide-ide baru yang dapat mendorong kemauan para siswa untuk dapat berpikir secara rasional dan kritis serta memberikan petunjuk untuk mencipta.
c.       Perpustakaan akan memberikan jawaban yang cukup memuaskan bagi para siswa, sebagai tuntutan rasa keingintahuan terhadap sesuatu, benar-benar telah terbangun.
d.      Kumpulan bahan pustaka (koleksi) di perpustakaan memberikan kesempatan membaca bagi para siswa yang mempunyai waktu dan kemampuan yang beraneka ragam.
e.       Perpustakaan memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mempelajari cara mempergunakan perpustakaan yang efisien dan efektif.
f.       Perpustakaan akan membantu para siswa dalam meningkatkan dalam kemampuan membaca dan memperluas perbendaharaan bahasa.
g.      Perpustakaan dapat menimbulkan cinta membaca, sehingga dapat mengarahkan selera dan apresiasi siswa dalam pemilihan bacaan.
h.      Perpustakaan memberikan kepuasan akan pengetahuan di luar kelas.
i.        Perpustakaan merupakan pusat rekreasi yang dapat memberikan hiburan yang sehat.
j.        Perpustakaan memberikan kesempatan kepada para siswa dan guru untuk mengadakan penelitian.
k.      Perpustakaan merupakan batu loncatan bagi para siswa untuk melanjutkan kebiasaan hidup membaca di sekolah yang lebih tinggi.
l.        Kegairahan/minat baca siswa yang telah dikembangkan melalui perpustakaan sangat berpengaruh positif terhadap prestasi belajarnya.
m.    Bila minat membaca sudah tumbuh dan berkembang pada diri siswa, maka perpustakaan juga dapat mengurangi jajan anak, yang ini biasanya dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan anak.
n.      Bahkan perpustakaan juga bagi anak-anak dapat menjauhkan diri dari tindakan kenakalan, yang bisa menimbulkan suasana kurang sehat dalam hubungan berteman diantara mereka.
C.    Proses Pembelajaran
1.      Pengertian Pembelajaran
Kata pembelajaran sengaja dipakai sebagai padanan kata bahasa inggris instruction. Kata instruction mempunyai pengertian lebih luas dari pengajaran. Jika ada kata pengajaran ada dalam konteks pebelajar-pebelajar dikelas (ruang)  formal, maka pembelajaran atau instruction mencakup pula kegiatan belajar mengajar yang tak dihadiri pembelajar secara fisik, oleh karena dalam instruction yang ditekankan adalah proses belajar, maka usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri pebelajar, kita sebut pembelajaran (sadirman dkk, 1998).[22]
Menurut Gagne, Briggs, dan wagner dalam Udin S. Winataputra (2008) pengertian pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa.
Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkingan belajar. Ciri utama dari pembelajaran adalah inisiasi, fasilitasi, dan peningkatan proses belajar siswa. Sedangkan komponen-komponen dalam pembelajaran adalah tujuan, materi, kegiatan, dan evaluasi pembelajaran.
Menurut KBBI Pembelajaran adalah proses cara, perbuatan menjadi orang atau makhluk hidup belajar, juga mempermudah siswa mempelajari segala sesuatu lewat berbagai macam media baik itu perpustakaan, televisi,atau media cetak lainnya. Semua itu mendorong terjadinya perubahan peranan guru dalam mengelola proses belajar mengajar.[23]
Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelolah untuk memungkinkan terjadinya belajar pada diri pebelajar. Pembelajaran merupakan set-set khusus pendidikan (AETC, 1986).[24]
Pembelajaran adalah suatu proses yang dilaksanakan secara sistematik dimana setiap komponen saling berpengaruh. Dalam proses secara implisit terdapat kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran menaruh perhatian pada bagaimana membelajarkan pebelajar dan lebih menekankan pada cara untuk mencapai tujuan (Degeng dan Miarso, 1993).[25]
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Dengan demikian, pembelajaran merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara terencanakan pada setiap tahapan yaitu ; perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran, serta pembelajaran tindak lanjut.
Islam sebagai agama rahmat li al-amin sangat mewajibkan umatnya untuk selalu belajar. Bahkan Allah swt mengawali menurunkan Al-quran sebagai pedoman hidup manusia dengan ayat yang memerintahkan rasul-Nya, Muhammad saw, untuk membaca dan membaca (iqra’). Iqra’ merupakan salah-satu perwujudan dari aktivias belajar. Dalam arti yang luas, dengan iqra’ pula manusia dapat mengembangkan pengetahuan dan memperbaiki kehidupannya. Salah satu yang membedakan manusia dengan makhluk yang lain adalah kemampuannya untuk belajar. Untuk itu, Allah swt memberikan akal sebagai alat untuk belajar, sehingga membuat manusia menjadi pemimpin di bumi ini.Karena itu, kemampuan belajar adalah salah satu di antara sekian banyak nikmat yang diberikan Allah swt kepada manusia.
Di dalam Al-quran, kata al-ilm dan kata-kata turunannya digunakan lebih dari 780 kali (H.Baharuddin dan Nurwahyuni 2007,30). Beberapa ayat pertama yang diwahyukan kepada Rasulullah, menyebutkan pentingnya membaca,pena dan ajaran untuk manusia seperti dalam kandungan surah  (QS Al-Alaq: 1-5 ) :


Artinya :       
“Bacalah dengan  (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari  segumpal darah . bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.
2.      Ciri-Ciri Pembelajaran
Ada tiga ciri khas yang terkandung dalam sistem pembelajaran, antara lain adalah:
a.       Rencana, ialah penataan ketenagaan, material, dan prosedur, yang merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran, dalam suatu rencana khusus.
b.      Kesaling tergantungan (interdependence), antara unsur-unsur sistem pembelajaran yang serasi dalam suatu kescluruhan. Tiap unsur bersifat essensial, dan memberikan sumbangannya kepada sistem pembelajaran.
c.       Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai. Ciri ini menjadi dasar perbedaan antara sistem yang dibuat oleh manusia dan sistem yang alami (natural). Sistem yang dibual oleh manusia, seperti: sistem transportasi, sistem komunikasi, sistem pemerintahan, semuanya memiliki tujuan. Sistim alami (natural) seperti sistem ekologi, sistem kehidupan hewan, memiliki unsur-unsur yang saling ketergantungan satu sama lain, disusun sesuai dengan rencana tertentu, tetapi tidak mempunyai tujuan tertentu. Tujuan sistem menuntun proses merancang sistem. Tujuan sistem pembelajaran agar siswa belajar. Tugas seorang perancang sistem ialah mengorganisasi tenaga. material, dan prosedur, agar siswa belajar secara efisien dan efektif. Dengan proses mendisain sistem pembelajaran si perancang membuat rancangan untuk memberikan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan sistem pembelajaran tersebut.



3.      Tujuan Pembelajaran.
Tujuan pembelajaran yang menunjang tercapainya tujuan belajar merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran. Tujuan pembelajaran ini merupakan komponen utama yang terlebih dahulu harus dirumuskan oleh pembelajar dalam kegiatan pembelajaran. Tujuan yang jelas akan memberi petunjuk yang jelas pula terhadap penetapan sistem pembelajaran lainnya, seperti bahan, metode, media, dan alat penilaiannya.
Pembelajaran dimaksudkan terciptanya suasana sehingga siswa belajar. Tujuan pembelajaran haruslah menunjang dalam tercapainya tujuan belajar. Ketika pembelajaran dimaksudkan sebagai kadar penyampaian ilmu pengetahuan, pembelajaran tak terkait dengan belajar.  Tetapi termasuk tujuannya. Sebab, jika guru telah menyampaikan ilmu pengetahuan. tercapailah maksud atau tujuan pembelajaran tersebut.
Jika pada masa sekarang ini pembelajaran dicoba terkaitkan dengan belajar, maka dalam merancang aktivitas pembelajaran, guru harus belajar dari aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajar siswa harus dijadikan titik tolak dalam merancang pembelajaran.
Implikasi dari adanya keterkaitan antara kegiatan pembelajaran dan kegiatan belajar siswa tersebut adalah tujuan pembelajaran yang dapat menunjang tercapainya tujuan belajar.
4.      Peranan guru dalam pembelajaran
Guru fungsinya sebagai pembelajar, pendidik, dan pembimbing, maka diperlukan adanya berbagai peranan dalam upaya membelajarkan pebelajar. Peranan guru ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan pebelajar, sesame guru, maupun staf lainnya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka guru mempunyai beberapa peranan, yaitu
1)      Peranan guru sebagai komunikator. Guru sebagai pemberi inspirasi dan dorongan, pembimbing dalam pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai. Agar pebelajar menguasai materi pelajaran yang diajarkan.
2)      Peranan guru sebagai informator. Guru sebagai pelaksana dengan beberapa cara mengajar, yaitu informatif, praktis, dan studi lapangan secara akademik, maupun umum.
3)      Peranan guru sebagai organisator. Guru sebagai pengelola kegiatan akademik seperti silabus, workshop, jadwal pelajaran, dan sebagainya.
4)      Peranan guru sebagai motivator. Peranan ini sangat penting artinya dalam rangka meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar pebelajar. Guru harus dapat merangsang dan memberikan dorongan untuk mendinamisasikan potensi pebelajar, menumbuhkan aktivitas dan kreatifitas sehingga terjadi dinamika di dalam proses pembelajaran.
5)      Peranan guru sebagai pengarah/direktor. Guru dalam hal ini harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
6)      Peranan guru sebagai inisiator, guru dalam hal ini sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar.
7)      Peranan guru sebagai transmitter. Dalam kegiatan pembelajaran, guru juga akan bertindak selaku penyebar kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan.
8)      Peranan guru sebagai fasilitator. Guru dalam hal ini akan memberikan fasilitas untuk kemudahan pembelajaran, menciptakan suasana belajar sedemikian rupa, serasi dengan perkembangan siswa, sehingga interaksi dalam pembelajaran akan berlangsung secara efektif.
9)      Peranan guru peranan guru sebagai mediator. Guru sebagai mediator dapat diartikan sebagai penengah dalam kegiatan pembelajaran.
10)  Peranan guru sebagai evaluator. Sebagai peranan akhir, kegiatan guru dalam pembelajaran adalah melakukan evaluasi. Dalam hal ini guru mempunyai otoritas untuk menilai keberhasilan pembelajaran.[26]



BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan metode tertentu agar supaya berhasil dan berdaya guna. Adapun metode yang digunakan adalah sebagai berikut :
A.    Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif untuk mengetahui peranan perpustakaan sekolah dalam menunjang proses pembelajaran siswa SMA Negeri 2 Majene Propinsi Sulawesi Barat.
B.     Data dan Sumber data
Data merupakan kumpulan fakta atau angka atau segala sesuatu yang dapat dipercaya kebenarannya sehingga dapat digunakan sebagai dasar penarikan kesimpulan. Sementara sumber data adalah subjek dari mana data itu diperoleh dan terpilih secara sengaja atau subjektif. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut informan, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan, baik tertulis maupun lisan.
Apabila menggunakan observasi maka sumber datannya bisa berupa benda atau proses tertentu. Apabila menggunakan dokumentasi, maka sumber datanya dokumen atau catatan.[27]
Untuk mempermudah mengidentifikasi sumber data,maka disingkat 3P untuk mengidentifikasikan dimana data menempel, yaitu :
1.      Person, yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis melalui angket misalnya siswa yang dijadikan responden.
2.      Place, yaitu sumber data yang menyajikan data berupa tampilan keadaan diam atau bergerak. Diam misalnya : ruangan, kelengkapan alat, wujud benda, dan lain-lain. Bergerak misalnya : aktivitas ,kinerja , laju kendaraan, ritme kendaraan, kegiatan belajar mengajar. Keduanya objek untuk penggunaan metode observasi.
3.      Paper, yaitu data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka gambar atau sumber lain, cocok untuk penggunaan metode dokumentasi.
Pada tahap awal yang dijadikan sumber data adalah guru dan siswa. Guru dan siswa ini peneliti sebut dengan informan. Dimana inforaman ini dapat memberi informasi dan mampu menjembatangi kemana saja peneliti akan melakukan pengumpulan data. [28]


Sebelum melakukan penelitian ada beberapa cara yang peneliti lakukan yaitu :
a.       Membuat sejumlah pertanyaan yang berkenaan dengan masalah penelitian secara sistematis.
b.      Melakukan wawancara langsung dengan pihak perpustakaan, guru dan siswa.
c.       Mengambil sujumlah data yang dianggap diperlukan.
d.      Mengunjungi langsung kelapangan mengenai kondisi sebenarnya masalah yang ada.
Dari cara ini kita bisa mengetahui kondisi dan situasi yang terjadi dilapangan. Cara semacam ini dianggap efektif dan mudah mendapatkan suatu hasil penelitian. 
C.     Instrumen penelitian
1.      Observasi
Observasi adalah pengamatan langsung terhadap objek yang menjadi sasaran penelitian.
2.       Wawancara (interview)
Sebagaimana dikemukakan diatas, sumber data yang sangat penting dalam penelitian ini, adalah manusia diposisikan sebagai nara sumber atau informan. Untuk mengumpulkan informasi dari informan ini diperlukan teknik wawancara. Wawancara adalah percakapan langsung dan tatap muka (face to face) dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Maksud mengadakan wawancara secara umum adalah untuk menggali struktur kognitif dan dunia makna dari perilaku subjek yang diteliti.[29]
Dalam penelitian ini penulis menggunakan wawancara biasa, wawancara biasa adalah melakukan wawancara langsung dengan seluruh elemen yang ada disekolah tersebut secara terbuka baik itu guru, dan yang terutama pada siswa. Dengan tujuan untuk mengambil data yang berkenaan dengan penelitian.                 
3.      Dokumentasi
Dokumentasi merupakan data yang dikumpulkan melalui catatan lapangan mengenai gambaran, berupa foto-foto yang berhubungan dengan  proses penelitian yang berlangsung.




D.    Prosedur pengumpulan Data
Dalam pengumpulan suatu data ada dua cara yang dipakai yaitu :
1.      Data kepustakaan (library research) yaitu metode yang dilakukan dengan membaca, mendalami berbagai macam literatur dalam rangka menghimpung data yang tertulis baik dari buku-buku ilmiah, majalah, surat kabar, ataupun yang berkaitan erat dengan masalah yang diteliti. hal ini dapat berupa pendapat para ahli baik yang dikutip secara langsung maupun tidak langsung.
2.      Data lapangan (field research) yaitu data yang diperoleh dari hasil penelitian dilapangan baik berupa observasi, wawanca serta dokumen.
E.     Teknik Analisis Data
Penelitian ini bersifat kualitatif yaitu data yang tidak menggunakan statistik tetapi hanya bersifat deskriptif. Dari data yang diperoleh, penulis hanya menganalisis dengan memberikan penjelasan secukupnya dari hasil wawancara. Disini penulis menggunakan metode pustaka yang berupa dokumen, data dan foto-foto.





BAB IV
HASIL PENELITIAN
A.     Pembahasan Hasil Penelitian
a.   Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Rintisan Sekolah Menengah Atas Bertaraf Internasional (Selajutnya ditulis R-SMA-BI) Negeri 2 Majene atau lebih dikenal dengan nama SMA Negeri 2 Majene, yang berdiri pada tahun 1982 Pendirinya saat itu adalah tokoh-tokoh masyarakat Pendidikan Kabupaten Majene sebagai wujud dari keinginan masyarakat Majene untuk memberikan fasilitas Pendidikan yang lebih banyak lagi. Pada tanggal 14 April 1982 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan SK No. 1982 tentang pendirian SMA Negeri 2 Majene. Tanggal 14 Desember 1982, Kepala Kantor Wilayah Pendidikan dan Kabudayaan Propinsi Sulawesi Selatan mengeluarkan SK No. 230/Kep/I06/H/88 tentang pengangkatan Kepala Sekolah pertama bagi SMA Negeri 2 Majene atas nama H.Zakariah Hasanuddin, BA.
Pada awal berdirinya, SMA Negeri 2 Majene, dibawah pimpinan H. Zakariah Hasanuddin, BA. menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar di gedung sendiri sebagai sekolah baru pada saat itu. Setelah selama kurang lebih lima tahun memimpin SMA Negeri 2 Majene, H. Zakariah Hasanuddin, BA kemudian dimutasi ke SMA Negeri 1 Majene dan digantikan oleh Dra. Hj. Hadami. Di atas tanah seluas 19,947 hektar. dilakukanlah penambahan gedung sampai jumlah gedung sebagai sarana belajar dan kegiatan lain di SMA Negeri 2 Majene tiga puluh unit gedung. Dengan  lokasi yang sangat strategis, dengan cat atap warna Biru maka SMA Negeri 2 Majene dijuluki sebagai KAMPUS BIRU. Saat ini, SMA Negeri 2 Majene telah dipimpin oleh enam Kepala Sekolah, yaitu:
1.      H. Zakariah Hasanuddin, B.A.
2.      Dra. Hj Hadami
3.      Idrus Effendy, B
4.      Dra.hj.Ramlah
5.      H. Ramadhan Matta, BA
6.      Drs. Nursyamsu, M.Pd.
Setelah itu, SMA Negeri 2 Majene berstatus sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional dan sampai sekarang (Agustus 2010) telah dipimpin oleh 2 kepala sekolah Selama menjadi RSBI, yaitu:
1.         Ramadhan Matta, BA. dengan masa Jabatan 4 tahun dari Bulan Juli 2004 s.d Agustus 2008.
2.         Drs. Nursyamsu, M.Pd. dari tahun 2008 sampai sekarang dan telah banyak membawa perkembangan bagi kemajuan R-SMA-BI Negeri 2 Majene.

R-SMA-BI Negeri 2 Majene selama menjadi rintisan sekolah bertaraf internasional telah banyak meraih prestasi baik tingkat Kabupaten, Propinsi, Nasional bahkan tingkat Internasional. Sebagai  suatu instansi pendidikan yang berupaya semaksimal mungkin membantu pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa serta mengantisipasi kehadiran perdagangan bebas, sehingga R-SMA-BI Negeri 2 Majene sangatlah diharapkan mempunyai peran yang positif dalam rangka mencetak kader-kader bangsa yang memiliki keilmuan yang tinggi dan berwawasan global serta memiliki keimanan yang kokoh yang dapat membentengi mental alumninya dalam mempertahankan nilai-nilai budaya yang positif sebagai warga negara Indonesia yang berjiwa Pancasila sejati.
Dalam menghadapi era globalisasi berbagai bidang aktivitas kehidupan, jelas R-SMA-BI Negeri 2 Majene tidak dapat melepaskannya. Tantangan tersebut memerlukan kemampuan dan komitmen yang tinggi dari segenap komponen sekolah agar dapat memperbaiki kualitas pendidikan, dan meningkatkan citra R-SMA-BI Negeri 2 Majene di masyarakat sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional sebagai amanat dari Direktorat Pembinaan SMA Kementrian Pendidikan Nasional bersama dengan 319 SMA di seluruh Indonesia dengan Surat Keputusan No. 697/C4/MN/2007 . KAMPUS BIRU akan tumbuh sebagai Innovative, Competitive, and Creative School, serta mampu memberikan pendidikan yang layak, bermutu, dan berkeadilan kepada masyarakat.
Sejak ditunjuk sebagai wakil Propinsi Sulawesi Barat mengikuti lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional Tahun 2011, R-SMA-BI Negeri 2 Majene melakukan gebrakan dalam mendidik dan membiasakan hidup sehat, disiplin, meningkatkan keimanan dan ketaqwaan bagi siswa-siswinya. Salah satu kegiatan yang dikembangkan adalah budaya salam-salim. Setiap pagi, siswa yang tiba di sekolah dijemput oleh Kepala Sekolah, Guru, dan Pegawai di depan pintu gerbang sekolah. Maksudnya bahwa siswa dibiasakan untuk mengucapkan salam kapan dan dimana saja ketika bertemu dengan sesama muslim. Kemudian siswa masuk dan berjabat tangan dengan Kepala Sekolah, Guru, dan Pegawai yang menjemputnya. Hal ini dimaksudkan, adanya wujud penghormatan dari siswa dan kasih sayang dari pembina sebagai bagian dari warga R-SMA-BI Negeri 2 Majene. Selanjutnya tanpa komando, siswa berpencar memungut sampah sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan lingkungan sekolah sehat. Selain itu, setiap minggunya juga dilaksanakan lomba 8K.
Kegiatan lain yang dikembangkan untuk peningkatan keimanan dan ketaqwaan siswa di R-SMA-BI Negeri 2 Majene adalah melaksanakan doa bersama di dalam kelas, lima belas menit sebelum proses belajar mengajar berlangsung. Sehingga dalam setiap kelas di R-SMA-BI Negeri 2 Majene pasti dijumpai Al Qur’an dan Buku Tuntunan Doa sehari-hari.
Saat pelaksanaan shalat Dhuhur, siswa digilir membawakan kuliah tujuh menit. Pada hari Jum’at, saat guru dan siswa laki-laki melaksanakan shalat Jum’at di Mushollah Nurul Ilmi yang dibangun di R-SMA-BI Negeri 2 Majene, guru dan siswa perempuan melakukan diskusi tentang hal-hal yang berkaitan dengan agama Islam. Sedangkan untuk siswa yang beragama non muslim pembinaannya diserahkan kepada guru yang seagama serta pembinaan langsung dari pihak Gereja.
Adapun olimpiade-olimpiade yang diikuti R-SMA-BI 2 Majene antara lain dapat dilihat didaftar lampiran.
Sejak berdirinya SMAN 2 majene bersamaan pula dibukanya perpustakaan SMAN 2 MAJENE pada tahun 1982, sejak pada waktu itu perpustakaan difungsikan sebagai salah satu penunjang pembelajaran. Pendirinya saat itu dibawah naungan Kepala perpustakaan yaitu
1.      Hapsa. B.a
2.      Dra. Asriani arsyad
3.      Marni s.sos
4.      Hasniati teknisi
5.      Irham bijaksana. S.sos
6.      Aco mursalim. S. sos
7.      Ibrahim, S. sos
8.      Dan sekarang dibawah pimpinan Drs. Wahab
Perpustakaan SMAN 2 Majene merupakan perpustakaan pusat sumber belajar yang berada dilingkungan sekolah. Tujuan diadakannya Perpustakaan SMAN 2 Majene yaitu :
1.      Meningkatkan dan mendukung tercapainya tujuan pendidikan, seperti disebutkan dalam misi dan kurikulum sekolah.
2.      Menanamkan dan mengembangkan dalam diri siswa kebiasaan dan kesenangan membaca dan belajar, dan menggunakan perpustkaan sepanjang hayat.
3.      Bekerja sama dengan para siswa, guru, staf administrasi dan orang tua untuk mencapai misi sekolah.
4.      Membekali siswa dengan belajar seumur hidup serta membangun imjinasi siswa.
Perpustakaan SMAN 2 Majene ini gedungnya terdiri dari suatu ruangan dengan ukuran 150m2, yang dibagi atas tiga petak ruangan yaitu ruang baca yang ukurannya dengan panjang 12 meter dan lebar 6 meter sedangkan ruangan pengolahanya memiliki ukuran 4 x 3 meter serta bisa menampung ±50 orang dimana penggunanya terdiri dari siswa/siswi, guru dan staf yang berada dalam lingkungan sekolah. Sistem pelayanan yang digunakan di Perpustakaan adalah sistem pelayanan terbuka (open accsess) dimana siswa atau pengguna dapat langsung mencari bahan pustaka yang diinginkan ke rak tempat penyimpanan buku.
Perpustakaan SMAN 2 Majene mempunyai tugas dan fungsi yaitu mengumpulkan, menyimpan, memelihara dan mendayagunakan bahan pustaka untuk kepentingan pengajaran dan pendidikan, sehingga diharapkan siswa dapat memanfaatkan bahan pustaka sebagai alat pembelajaran, sumber belajar, mengisi waktu kosong dan lain-lain sesuai dengan fungsi perpustakaan.
Adapun struktur organisasi perpustakaan SMAN 2 Majene serta sarana dan prasarana yang dimiliki diantaranya :
1.      Struktur Organisasi Perpustakaan
Perpustakaan sekolah dipimpin oleh seorang kepala perpustakaan yang dalam melaksanakan tugas berada dibawah dan tanggung jawab kepala sekolah, dan dalam melaksanakan tugas sehai-hari kepala perpustakaan dibantu oleh beberapa tenaga teknisi. Sedangkan perpustkaan SMAN 2  Majene status sama dengan perpustakaan sekolah pada umumnya.



Struktur Organisasi Perpustakaan SMAN 2 Majene
2.     
KEPALA SMAN 2 MAJENE
Drs. Nursyamsu, M.Pd
NIP.19591921 198602 1 001

WAKA KURIKULUM
Drs. LA TARISI
NIP. 19611231 199103 1 092

KOORD. PERPUSTAKAAN
Drs. Wahab
NIP. 19581209 198803 1 007

BAG. SIRKULASI/PELAYANAN
§   
§  Mus Eka Damayanti
§  Hikmah. Y
§  Rahmania. W
BAG. TEKNISI/PENGELOLAAN
Ibrahim, S.Sos
NIP.19821203 201001 1 032

NIP
 
3.       



4.       












2.      Sarana dan Prasarana Perpustakaan SMAN 2 Majane
Sarana dan prasarana perpustakaan adalah semua barang, perlengkapan dan perabot ataupun inventaris yang harus disediakan diperpustakaan. Adapun sarana dan prasarana perpustakaan SMAN 2 Majene disajikan sebagai berikut :
a.       Gedung Perpustakaan
Perpustakaan SMAN 2 Majene berada didepan sekolah  berdampingan gedung kantor tata usaha SMAN 2 Majene. Gedungnya terdiri dari suatu ruangan yang berukuran 150m2, yang dibagi atas tiga petak ruangan yaitu ruang baca yang ukurannya dengan panjang 12 meter dan lebar 6 meter sedangkan ruangan pengolahanya memiliki ukuran 4 x 3 meter.
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan bahwa perpustakaan SMAN 2 Majene situasinya sangat tenang, sejuk, bersih dan menyenangkan. Serta bisa menampung ±50 orang, Dimana penggunanya terdiri dari siswa/siswi, guru dan staf yang berada dalam lingkungan sekolah.



b.      Perabot/perlengkapan
Perabot dan perlengkapannya terdiri dari beberapa macam yaitu :
No
Perabot dan Perlengkapan
Jumlah
1
Lemari lebar
2 buah
2
gambar presiden
2 buah
3
Televise
1 buah
4
Jam
1 buah
5
kipas angin
1 buah
6
lemari Koran
1 buah
7
lemari rak buku
4 buah
8
lemari kaca
1 buah
9
lemari tempat barang
1 buah
10
meja putih panjang
6 buah
11
meja petugas
3 buah
12
kursi petugas
3 buah
13
kursi plastik
40 buah
14
kursi besi
10 buah
15
lemari catalog
1 buah
16
komputer
3 buah
17
Piala
4 buah
18
Printer
1 buah
                              Sumber Data : Perpustakaan SMAN 2 Majene 2012

Dari data diatas bisa terlihat bahwa berbagai macam jenis perabot/perlengkapan perpustakaan SMAN 2 Majene yang bisa dimanfaatkan oleh siswa dan guru ketika masuk diperpustakaan lingkungan sekolah.
c.       Koleksi perpustakaan
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan bahwa besarnya koleksi perpustakaan SMAN 2 Majene saat ini tidak kurang dari 6638 examplar dan 289 judul, yang meliputi koleksi karya umum, koleksi referensi,koleksi cadangan, koleksi terbitan berkala, encyclopedia, kamus, karya tulis, novel, kesusateraan, bilingual excat collections, bahasa Indonesia, bahasa inggris, fisika, kimia, biologi, matematika, geografi, agama, sejarah, ekonomi, sosiologi, seni budaya, pendidikan kewarganegaraan, dan teknologi informasi dan teknologi.
Semua koleksi diatas ada yang dapat dibaca diperpustakaan, adapula yang bisa dipinjam siswa untuk dibawa pulang dengan syarat harus mempunyai kartu perpustakaan. Koleksi yang hanya dapat dibaca diperpustakaan adalah koleksi terbitan berkala, seperti majalah, surat kabar dll, koleksi referensi seperti kamus, encyclopedia, serta koleksi karya tulis, semua koleksi ini hanya dapat dibaca dan difoto copy.
Sedangkan koleksi yang bisa dipinjam adalah koleksi buku pelajaran seperti koleksi matematika, biologi, kimia, fisika, bahasa Indonesia dan seterusnya. Semua koleksi ini dapat dipinjam siswa untuk dibawa pulang kerumah dengan jangka pimjaman 1 minggu.
d.      Layanan
Layanan perpustakaan SMAN 2 Majene terdiri dari beberapa unsur yaitu terdiri dari buku pinjaman, buku pengembalian, buku tamu, buku pengunjung, kartu anggota perpustakaan, dan kemudian kartu peminjaman.
Sistem layanan yang digunakan oleh perpustakaan SMAN 2 Majene adalah sistem layanan terbuka yang artinya memberikan kebebasan dan keleluasaan bagi para pemakai perpustakaan untuk memilih bahan pustaka yang diinginkan.
e.       Tata Tertib
Setiap pengguna perpustakaan wajib :
a)      Menitipkan barang bawaan seperti tas, buku, jaket dan semacamnya ditempat penitipan barang. Barang penting dan berharga seperti leptop, emas, handpone, dompet dll. Dapat dibawa serta masuk keruangan perpustakaan.

b)      Memelihara kerapian susunan bahan bacaan dirak koleksi.
c)      Meletakkan bahan bacaan kerak buku kembali setelah selesai dibaca.
d)     Menjaga kebersihan dan keamanan bahan bacaan.
e)      Memelihara ketenangan ruang baca.
f)       Dilarang berbicara keras selama ada dalam perpustakaan, karena bisa mengaanggu pengguna perpustakaan lainnya.
g)      Dilarang keras merokok dan makan, serta minum dirungan perpustakaan.
h)      Berpakaian rapi dan sopan.
i)        Mengembalikan semua pinjaman bahan pustaka atau buku tepat pada waktunya.
j)        Memiliki keterangan bebas pustaka sebelum menyelesaikan studi di SMAN 2 Majene.
k)      Secepatnya melapor ke petugas perpustakaan atau pustakawan apabila terjadi kehilangan kartu perpustakaan.




b.   Peranan Perpustakaan SMAN 2 Majene untuk Menunjang Proses Pembelajaran Siswa.
Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa peranan perpustakaan di SMAN 2 majene dalam menunjang proses pembelajaran siswa menjadi sarana pembelajaran yang sangat penting karena dari penelitian secara umum peneliti berhasil menyimpulkan bahwa media perpustakaan menjadi salah satu wadah penunjang pembelajaran disetiap mata pelajaran di sekolah meskipun kadang disesuaikan dengan pembelajaran tersebut. Kelengkapan fasilitas pendukung seperti ilmu teknologi komunikasi dapat mempermudah pelayanan di sekolah tersebut apalagi sekolah ini telah menjadi sekolah rintisan bertaraf internasional. Secara umum peranan perpustakaan ini tidak lepas dari peranan guru, pustakawan dan siswa itu sendiri.
Penulis dapat memberikan gambaran minat siswa dalam mengunjungi perpustakaan dapat kita lihat dari daftar pengunjung siswa yang lebih mendominasi dari kelas IPA kemudian disusul BAHASA dan IPS , serta beberapa pengunjung dari guru.untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut, yang ada di halaman lampira-lampiran.
Dari gambar tersebut rata-rata mengunjungi perpustakaan sebagai sarana penyelesaian  tugas-tugas mereka, guru merupakan fasilitator penting. setelah peneliti  melihat langsung dan berdialog dengan beberapa guru ternyata dapat kita mengetahui bahwa guru dalam memberikan pemahaman konsep kepada siswa secara garis besarnya saja sehingga siswa diajak berpetualang dalam perpustakaan untuk mendapatkan referensi sebanyak mungkin yang berhubungan dengan materi pelajaran pada saat itu, dengan begitu bagi siswa yang tidak terlalu memiliki minat untuk membaca harus memaksakan diri mengeksplorasi dan memanfaatkan perpustakaan.
Dengan demikian, peranan perpustakaan dalam dunia pendidikan utamanya di dalam meningkatkan mutu dan meng-up-to-date-kan pendidikan dan ilmu pengetahuan mutlak dibutuhkan. Ini jelas bahwa peranan perpustakaan sangat membantu sekali dalam menunjang proses pembelajaran serta memperluas wawasan dan pengetahuan bagi guru dalam mengajar kepada muridnya.
Dari beberapa informasi yang saya dapat dilapangan menyatakan bahwa perpustakaan mempunyai pengaruh positif yaitu dengan adanya siswa/siswi yang masuk diperpustakaan yang tiada lain adalah mereka mengisi waktu kosongnya untuk keperpustakaan pada saat guru bidang studi yang bersangkutan tidak masuk, selain membaca disamping itu juga mereka menjadikan perpustakaan sebagai tempat untuk berkumpul sekaligus menyelesaikan tugas dari gurunya.


Untuk mengetahui seperti apa peranan perpustakaan SMAN 2 majene untuk menunjang proses pembelajaran peneliti langsung mewawancarai siswa yang pada saat itu sedang keperpustakaan untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru bidang studi. Salah satu siswa yang saya temui diperpustakaan yaitu atas nama fitriani siswi dari kelas XII IPA 1, :
Dia menyatakan bahwa  dengan adanya perpustakaan kami merasa sangat terbantu dalam proses pembelajaran kami, karena perpustakaan menyediakan buku-buku pelajaran yang memadai serta menyediakan sumber informasi lainnya. Sehingga membuat kami betah dan senang mengujungi perpustakaan.[30]

Disamping itu, saya juga mencoba memperhatikan mereka pada saat masuk perpustakaan ternyata mereka langsung menuju ke rak buku untuk mencari buku yang diinginkan. Disinilah saya dapat melihat bahwa perpustakaan sangat berperang penting.
Dengan adanya informasi dari informan tadi, kita mencoba mewawancarai informan lain dan ternyata informan memberi jawaban yang sama dan diperkuat oleh guru bidang studi bahasa SMAN 2 Majene sendiri yang bernama Rosmadiana, S.s  ia menyatakan bahwa :
Perpustakaan adalah wadah untuk mendapatkan beragam informasi dan menjadi penunjang utama dalam hal pendidikan khususnya yang berhubungan dengan ragam tingkat kesulitan siswa dalam pembelajaran sehingga perpustakaan menjadi salah satu alternative pemecahan masalah dalam hal akademik siswa.[31]

Dan diperkuat lagi oleh kepala SMAN 2 Majene sendiri yang bernama Drs. Nursyamsu, M.Pd ia menyatakan bahwa :
Bahwa perpustakaan mempunyai peranan yang besar yaitu dapat membatu siswa/siswi, serta guru dalam proses pembelajaran juga dalam menyediakan buku-buku  pelajaran. Perpustakaan tempatnya sumber ilmu pengetahuan, tempat nya siswa mengisi waktu kosong belajar.[32]

Adapun data yang diperoleh hasil wawancara berikut :
a.       Layanan perpustakaan yang sering digunakan siswa
Dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa siswa lebih sering menggunakan layanan sirkulasi peminjaman, pengembalian, dan denda bagi siswa yang terlambat mengembalikan buku ke perpustakaan. Selain mencari referensi siswa kadang kala waktu luang atau jam pelajaran kosong mereka mengisinya dengan cara mengunjungi perpustakaan atau ada mata pelajaran kosong siswa lebih memilih ke perpustakaan untuk membaca.
Di bawah ini terdapat gambar pada saat siswa memilih buku bacaan di perpustakaan. Gambar tersebut dapat dilihat di halaman lampiran.


b.      Tujuan siswa ke perpustakaan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tujuan siswa datang ke perpustakaan ada beberapa alasan yang melatarbelakangi siswa mengunjungi perpustakaan  yaitu ;
a)      Mengerjakan tugas
Dari hasil wawancara dengan informan mereka mengunjungi perpustakaan untuk   mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru pada mata pelajaran tersebut.dan biasanya guru memberikan pengantar sebagai konsep / pegangan siswa untuk mencari referensi yang berhubungan dengan tugas bidang studi yang diberikan guru ,hal ini mempertegas bahwa salah satu fungsi dari perpustakaan sekolah sebagai pusat kegiatan belajar-mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan seperti tercantum dalam kurikulum sekolah sehingga dengan sendirinya siswa diajari mandiri sehingga memperlancar siswa-siswi dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah.
b)      Membaca
Perpustakaan merupakan jantungnya pelaksanaan pendidikan, istilah ini tidak salah karena untuk menuju  proses belajar sepanjang hayat (long life education) tidaklah mudah harus dibarengi dengan usaha untuk mewujudkannya, salah satu yang harus diterapkan pada kalangan siswa adalah minat baca yang harus lebih ditumbuhkan karena dengan membaca siswa tidak akan mengalami kendala untuk mendapatkan informasi.
Dalam penelitian ini ditemukan pada saat mewawancarai beberapa siswa yang pada saat itu berada diperpustakaan yang memiliki kepentingan yang berbeda, banyak diantara siswa menggunakan fasilitas perpustakaan mengisi jam istirahat dengan membaca, pada saat mewawancarai informan, diantaranya memberikan alasan bahwa mereka membaca buku untuk menambah pengetahuan mereka tentang materi yang sudah di pelajari atau yang akan dipelajari atau mengisi waktu luang sebelum mengikuti pelajaran. Sehingga siswa lebih siap pada saat di kelas dan mereka lebih terbantu karena pada kenyataannya tingkat kesulitan siswa pada pelajaran bidang studi apa saja khususnya bidang studi bahasa Indonesia  mengalami kendala karena kurangnya bahan bacaan mereka.
Dan faktanya semua siswa baik SD,SMP, dan SMA mereka wajib menuntaskan buku bacaan sebelum tamat dari sekolah. Khusus untuk SMA pada mata pelajaran bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek mendengarkan, berbicara, menulis dan membaca, dan sebagai perenungan bahwa Indonesia berada pada urutan ke 2 dari terakhir mengalahkan Vietnam antusiasme siswa dalam membaca buku.dan di akhir pendidikan di SMA/MA peserta didik telah diwajibkan membaca sekurang-kurangnya 15 buku sastra dan nonsastra. Dan tidak dapat dipungkiri salah satu kendala menurunnya tingkat nilai kelulusan pada mata pelajaran bahasa indonesia karena siswa kurang mampu menganalisa wacana dari hasil penelitian ternyata siswa kurang dalam hal membaca.
Dengan membaca siswa yang memiliki literasi informasi inilah yang akan unggul dalam dalam persaingan di jaman globalisasi dimana kehidupan bermasyarakat sudah berbasis informasi.
c)      Media konsultasi
Perpustakaan sebagai salah satu sumber pemenuhan informasi dan jalan dalam pengembangan peran perpustakaan sekolah itu sendiri. Pelayanan bimbingan yang diberikan para pustakawan sekolah bisa menjadi biblioterapi melalui media bacaan dan untuk pengembangan pribadi siswa diantaranya penggunaan bahan pustaka sebagai salah satu cara dalam membantu siswa menemukan pengalaman hidup yang berbeda. Dengan membaca diperpustakaan siswa dapat bercengkrama dengan pustakawan mengarahkan siswa untuk mempermudah mengakses bacaan yang baik sesuai kurikulum dan tingkat minat siswa itu sendiri, dan menjadi pusat penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa menegembangkan kreativitas dan imajinasinya.
Sehingga siswa mendapatkan solusi tepat dari permasalahan yang dihadapi melalui buku yang dibaca. dengan media konsultasi terapi membaca sisiwa  secara tidak langsung siswa diarahkan untuk meningkatkan minat baca mereka terhadap koleksi bahan pustaka yang disediakana oleh perpustakaan sekolah selain itu siswa diajari untuk menciptakan banyak kelompok diskusi berdasarkan bahan pustaka yang dirujuk. Hal ini terbukti pada saat peneliti mewawancarai beberapa informan bahwa mereka juga merasa terbantu dengan adanya pustakawan yang memberikan arahan koleksi buku yang dibutuhkan sesuai dengan kepentingan siswa, sehingga siswa tidak kewalahan, dan pustakawan juga menuntun beberapa siswa yang mendapatkan permasalahan dalam hal tugas, pustakawan menjadi media solusi bagi para sisiwa untuk menemukan beberapa referensi yang berhubungan dengan tugas mereka. peran guru dan pustakawan sangat membantu, dengan demikian perpustakaan sekolah bukan sekedar gudang penyimpanan buku namun telah berperan aktif dalam menciptakan iklim pengembangan karakter siswa melalui proses pengentasan masalah yang dilakukan oleh siswa sendiri.
c.    Kendala-Kendala yang dihadapi Perpustakaan SMAN 2 Majane untuk Menunjang Proses Pembelajaran Siswa.
Berbicara suatu kendala dan hambatan itu bukan menjadi suatu masalah mencapai tujuan dan keinginan. Masalah atau kendala dalam suatu lembaga atau instansi adalah merupakan hal biasa. Tergantung dari pada kita yang mengelola dan mengatur masalah untuk bisa menjadi baik.
Dalam sebuah lembaga atau instansi ada beberapa masalah yang dihadapi baik dari dalam maupun dari luar. Ini menunjukkan bahwa perpustakaan punya kendala dan hambatan dalam menunjang proses pembelajaran. Disamping itu ada juga masalah keuangan atau finansial, adalah merupakan masalah utama bagi seluruh perpustakaan.
Sebagaimana kita ketahui bahwa kendala yang dihadapi perpustakaan SMAN 2 Majene tentunya sangat berpengaruh bagi kelangsungan sebuah perpustakaan. Mengingat perpustakaan adalah sebuah pelayan informasi yang tentunya mempunyai tantangan yang cukup besar, apalagi eksistensi lembaga ini masih kurang diperhatikan.
Perpustakaan seharusnya memiliki tenaga professional namun pada kenyataannya jarang sekali kita temukan perpustakaan sekolah yang memiliki tenaga pustakawan. kendala yang paling mendasar yang dihadapi perpustakaan ialah keterbatasan sarana dan prasarana termasuk dana. Masalah dana ini amat penting karena erat kaitanya dengan koleksi perpustakaan seperti buku, dan bahkan dana untuk operasional perpustakaan.
Sebagaimana yang kita dapati dilapangan ada beberapa kendala-kendala yang dihadapi perpustakaan SMAN 2 Majene salah satu diantaranya.
1.      Minimnya dana operasional pengelolaan dan pembinaan perpustakaan sekolah.
2.      Terbatasnya tenaga pengelola perpustakaan yang mampu mengelola perpustakaan serta mengembangkannya sebagai sumber belajar bagi siswa dan guru.
3.      Masih kurangnya koleksi perpustakaan sekolah. Kepedulian penentu kebijakan terhadap perpustakaan masih kurang, bahkan keberadaan perpustakaan hanya sebagai pelengkap.
4.      Masih kurangnya sarana dan prasarana perpustakaan sekolah.
Disamping  faktor dari dalam, ada juga faktor dari luar yang mempengaruhi siswa masuk perpustakaan diantaranya :
1.      Keluarga
Keluarga sebagai salah satu pendukung paling utama karena tanpa adanya pengarahan dan pembinaan orangtua maka anak susah untuk diatur. Contohnya kebanyakan anak suka bermain-main atau ngobrol bersama teman-temannya dari pada membaca buku.

2.      Lingkungan
Lingkungan juga sangat mempengaruhi mereka dalam bergaul dan berkumpul. Dari factor inilah yang menjadi kendala bagi perpustakaan dalam memberikan informasi bagi siswa disekolah. 
Jika koleksi tidak berkembang atau tidak sebanding penciptaan dan penerbitan sumber informasi, maka pengunjung perpustakaan akan semakin menurun dan lama kelamaan habis. Jika dana operasional termasuk dana pengadaan untuk perangkat-perangkat penunjang tidak mencukupi, maka roda operasi perpustakaan akan semakin lambat berputar, dengan lambatnya maka keberadaan perpustakaan terancam punah.
Adapun upaya untuk mengatasi masalah tersebut, perpustakaan memang perlu mendapat perhatian, sekolah perlu melakukan berbagai upaya agar perpustakaan dapat berjalan paling tidak sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah. Standar yang telah dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan Nasional memang perlu dijadikan acuan. Namun itu semua perlu disesuaikan dengan kondisi sekolah.
Ada beberapa cara mengatasi kondisi yang kurang mendukung seperti :
1.      Masalah ruangan perpustakaan dan tenaga pengelola. Kalau sekolah belum memiliki ruang perpustakaan, koleksi dapat dipindahkan ke kelas yang mencerminkan kebutuhan kelas dan dibawah pengawasan wali kelas. Pada kondisi ini diperlukan kedisiplinan administrasi agar buku dapat dikelola dengan baik. Siapa yang meminjam dan kapan harus kembali. Konsep perpustakaan kelas sudah diterapkan di beberapa sekolah yang tidak memiliki ruangan perpustakaan.
2.      Masalah dana misalnya, dapat diatasi dengan mengadakan kerjasama dengan Komite Sekolah. Pendekatan dengan Komite Sekolah dan menyampaikan program sekolah termasuk didalamnya adalah program pengembangan perpustakaan. Perpustakaan perlu mendapat dukungan dana tetap dari Komite Sekolah sehingga koleksinya dapat ditambah setiap periode tertentu. Tanpa adanya penyegaran koleksi perpustakaan menjadi kering dan kurang menarik minat siswa untuk datang dan memanfaatkannya.
Beberapa pakar bidang perpustakaan mengatakan mendirikan perpustakaan itu mudah, tetapi untuk menjaga kelangsungannya diperlukan kerja serius dan program yang jelas dan terarah. Karena dalam pelaksanaannya banyak tantangan dan itu harus diatasi agar perpustakaan terus dapat berfungsi sebagai sumber belajar meskipun kita tidak menuntut banyak perubahan setidaknya kewajiban untuk memenuhi kebutuhan seluruh elemen sekolah khususnya siswa sebagai sarana mempermudahnya akses tambahan ilmu pengetahuan yang tidak hanya diterima pada saat pembelajaran berlangsung tetapi siswa juga mendapatkan tambahan ilmu dari literasi yang disediakan perpustakaan sekolah. dengan begitu kita tidak akan lagi menemukan kendala yang akan menghambat proses belajar mengajar dikarenakan kondisi perpustakan seperti koleksi buku yang sudah dapat menunjang proses pembelajaran terkhusus untuk guru dan siswa, sehingga kendala yang dihadapi bisa diminimalisir.
Dapat disimpulkan bahwa setiap sekolah pasti memiliki kendala yang berbeda dan dengan adanya perpustakaan sekolah guru dan siswa akan selalu sadar bahwa dunia mereka tidak hanya terbatas pada keempat dinding ruang kelasnya saja akan tetapi siswa akan mendapatkan pelajaran atau subjek-subjek materi yang berhubungan erat dengan alam kehidupan nyata yang pada intinnya memajukan generasi bangsa menuju prestasi gemilang.










BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Hasil penelitian yang dilakukan  di SMAN 2 majene  tentang peranan perpustakaan sekolah dalam menunjang proses pembelajaran siswa, dapat disimpulkan bahwa peranan perpustakaan di sekolah tersebut menjadi sarana alternatif penting pada setiap pembelajaran siswa, hal ini dinyatakan dengan beberapa hasil wawancara sebagai berikut :
1.      Peranan perpustakaan sekolah sangat menunjang proses pembelajaran siswa khususnya di SMAN 2 Majene hal ini dibuktikan dengan pemaparan beberapa informan bahwa penyelesaian tugas lebih banyak dilakukan di perpustakaan, selain itu guru mata pelajarannya sendiri menyuruh siswa untuk keperpustakaan dalam melengkapi pelajarannya.
2.      Perpustakaan menjadi media terpenting sehingga keberadaannya harus diutamakan karena siswa mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan, sekaligus menjadi media literasi akurat pada proses pembelajaran.
3.      Pengelolaan perpustakaan harus dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan fungsinya sehingga tidak ditemukan kendala-kendala yang dapat menghambat proses transformasi ilmu pengetahuan siswa utamanya pada setiap materi pembelajaran di kelas.
4.      Adapun beberapa kendala-kendala yang dihadapi perpustakaan SMAN 2 Majene diantaranya yaitu :
a.       Minimnya dana operasional pengelolaan dan pembinaan perpustakaan sekolah.
b.      Terbatasnya tenaga pengelola perpustakaan yang mampu mengelola perpustakaan serta mengembangkannya sebagai sumber belajar bagi siswa dan guru.
c.       Masih kurangnya koleksi perpustakaan sekolah. Kepedulian penentu kebijakan terhadap perpustakaan masih kurang, bahkan keberadaan perpustakaan hanya sebagai pelengkap.
d.      Masih kurangnya sarana dan prasarana perpustakaan sekolah.
B.     Saran
Berdasarkan  dari kesimpulan di atas peneliti memberikan saran sebagai berikut :
1.      Perpustakaan sekolah adalah inti pada setiap institusi pendidikan dan harus  dikelola sesuai dengan tugas dan fungsinya, sehingga peranannya pun dapat terlihat seluruh elemen sekolah khususnya guru dan siswa.
2.      Peran perpustakaan  merupakan media terpenting dalam penambahan literasi ilmu pengetahuan di sekolah, maka dibutuhkan pustakawan yang profesional untuk menjadi media pelengkap kebutuhan siswa dalam proses  pembelajaran.
3.      Sebagai peneliti diharapkan penelitian ini tidak terhenti karena peneliti yakin masih banyak kendala yang ditemukan di lapangan sehingga di butuhkan penelitian lanjutan yang relevan dengan penelitian tersebut sebagai wujud perhatian kita pada perkembangan dunia pendidikan khususnya pada tingkat minat baca siswa dan ketersediaan sarana penunjang yaitu perpustakaan sekolah.












DAFTAR PUSTAKA
Abd. Haling, Belajar dan Pembelajaran, (Makassar : FIP-UNM ), 2004.

Al – Qur’an  dan Terjemahannya, (Jakarta : , yayasan penyelenggara penterjemah / pentafsir al qur’an, 1971) surah an-nisaa’ ayat 113.

Arikunto Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta.  Bina Aksara.

Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta : raja grafindon persada, 2005.

Bimo Walgito,  Metode Penelitian,  Bogor: Galia Indonesia, 2004.

Darmono, Menjadi Pintar: Memanfaatkan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar, (Malang:UM press, 2007). bandung, 2005.

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Hanifah Dwi Ratna Dewi dkk, Coursepack on School/Teacher Librarianship (Kumpulan Artikel Tentang Perpustakaan Sekolah/Guru Pustakawan), Yogyakarta :Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas adab Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2006

http://id.shvoong.com/exact-sciences/mathematics/2174571-Sumber-Data-Penelitian/ diakses pada tanggal 21 desember 2011, pukul 18.00 .

http//www.Analisis Data Penelitian Kualitatif.com diakses pada tanggal 16 desember 2011.


Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, cet.4, Jakarta : bumi aksara, 2005.

Imam Suprayogo, Metode Penalitian, Social Agama (cet 1, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001).
Noerhayati S, Pengelolaan Perpustakaan Jilid I, (Bandung : alumni, 1987).

Pawit M. Yusuf & Yaya Suhendar. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. Jakarta : Kencana Prenada Media, 2007.

Ridwan Tang, Diklat Metodologi Penelitian Social, (Fakultas Ushuluddin IAIN Alauddin Ujung Pandang, 1990.

Sri komala sari, Hubungan Proses Belajar Mengajar Dengan Tingkat Pemanfaatan Perpustakaan Di Pesantren Madani Uin Alauddin Pao – Pao, (Makassar : skripsi ilmu perpustakaan, 2011), h  32 – 33.

Suherman, Perpustakaan Sebagai Jantung Sekolah. Bandung : MQS Publishing, 2009.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Alfabeta.


Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan. (Jakarta: Universitas Terbuka, 1995).


Supriyadi, Pengantar Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, (malang : tanpa penerbit), 1982.

Tim Redaksi Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi IV, (Cet, I, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008

Winarno Surahmat, Dasar dan Teknik Research : Pengantar  Metodologi Penelitian Ilmiah, (Bandung : Tarsita, 1997).





[1]Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
[2]Soelistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan. (Jakarta: Universitas Terbuka, 1995), h. 134.
[3]Darmono, Menjadi Pintar: Memanfaatkan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar, (Malang:UM press, 2007), h. 2.
[4]Suharso Dan Ana Retniningsi, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap (Semarang: Widya Karya, 2009) h. 14
[5]Ibid, h 86
[6]Abd. Haling, belajar dan pembelajaran, (Makassar : FIP-UNM, 2004), h. 14.
[7]Yusuf , Pawit M. & Yaya Suhendar. Pedoman penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. Jakarta : Kencana Prenada Media, 2007, h. 1.
[8]Ibrahim bafadal, pengelolaan perpustakaan sekolah, cet.4, Jakarta : bumi aksara, 2005, h. 1.
[9]Abd. Haling, Op. cit, h. 14.
[10]Hanifah Dwi Ratna Dewi dkk, Coursepack on School/Teacher Librarianship (Kumpulan Artikel Tentang Perpustakaan Sekolah/Guru Pustakawan), Yogyakarta :Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas adab Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2006, h. 9.
[11]Soelistyo Basuki, Op. cit., h. 3.
[12]Lasa Hs. Kamus Istilah Perputakaan, Yogyakarta :  kanesius, 1994, h. 453.
[13]Ibrahim bafadal, Op. cit.,  h. 4-5.
[14]Supriyadi, Pengantar Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah,  (Malang : tanpa penerbit), 1982, h. 5.
[15]Ibrahim bafadal, Op. cit., h. 5-6.
[16] Hanifah Dwi Ratna Dewi dkk, op. cit., h. 10-11.
[17]Allodatu, Pedoman Pembinaan Dan Pengembangan Perpustakaan Sekolah (Ujung pandang : yayasan bina budaya sul-sel, 1999), h. 10.
[18]Ibid., h. 11.
[19] Noerhayati S, Pengelolaan Perpustakaan Jilid I, (Bandung : alumni, 1987), h. 85-86.
[20]Ibid, h. 87 – 90.
[21]Suherman, Perpustakaan Sebagai Jantung Sekolah. Bandung : MQS Publishing, 2009.
[22] Abd. Haling, op. cit., , h. 13-14.
[23] Tim Redaksi Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi IV, (Cet, I, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 1115
[24] Abd. Haling, op. cit., h. 14.
[25] Ibid, h. 14.
[26]Abd. Haling, op. cit., h. 21-22.

[28]http//www.analisis data penelitian kualitatif.com diakses pada tanggal 16 desember 2011.
[29]Imam Suprayogo, Metode Penalitian, Social Agama (cet 1, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), h. 172.
[30] Fitriani, Wawancara, 10 juli 2012
[31] Rosmadiana, Wawancara, 11 juli 2012
[32] Nursyamsu, Wawancara, 12 juli 2012

0 komentar: